FENOMENA PENDIDIKAN DI ERA COVID-19

 BIAYA DAN KENDALA PENDIDIKAN DI ERA COVID-19

Mewabahnya virus Covid-19 berdampak pada banyak sektor, tidak terkecuali sektor pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Nadiem Makarim pada Selasa 24 Maret 2020, mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Virus Corona. Hal ini sebagai antisipasi terhadap penyebaran virus corona di sekolah maupun perguruan tinggi. Salah satu poin yang ditekankan oleh pemerintah adalah agar pembelajaran yang dilakukan di sekolah maupun perguruan tinggi dialihkan dengan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing. Pembelajaran dilakukan dari rumah dengan menggunakan laptop, komputer, maupun smartphone disertai berbagai aplikasi yang mendukung proses pembelajaran.

Pembelajaran daring termasuk model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik. Dalam hal ini, siswa dituntut mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya. Dengan demikian, jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar daring sangat menentukan hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin ia aktif, semakin banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan diperoleh. Adapun kelebihan dan kekurangan belajar daring yaitu :

a)  Kelebihan pembelajaran secara daring

  1. Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet secara kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
  2. Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan terjadwal melalui internet.
  3. Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajarinya dengan mengakses internet.
  4. Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang bisa diikuti dengan jumlah siswa yang banyak. 
  5. Siswa yang pasif bisa menjadi aktif.
  6. Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya yang lebih jauh. 

b)   Kekurangan pembelajaran secara daring

  1. Tidak ada interaksi secara tatap muka yang terjadi antara pengajar dan siswa, atau bahkan   antara siswa itu sendiri sehingga siswa merasa bosan.
  2. Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis daripada sosial dan akademik. 
  3. Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan guru melalui buku   yang diberikan. 
  4. Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran dengan menggunakan ICT (Information Communication Technology). 
  5. Siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar cenderung gagal
  6. Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang bermasalah dengan listrik,   telpon dan komputer. 

Pembelajaran daring ini tidak akan pernah terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang di alami oleh peserta didik dan pendidik. Kekurangan yang paling menonjol adalah pengajar dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran daring. Apalagi dalam pembelajaran daring menggunakan aplikasi melalui smarthphone ataupun Laptop karena tidak semua peserta didik bisa menggunakannya terutama untuk anak tingkat Sekolah Dasar yang masih minim pengetahuan menggunakan media elektronik.

Pelaksanaan sistem pembelajaran daring pada anak di Indonesia selama pandemi dinilai masih belum berjalan secara optimal. Ada beberapa hal yang dinilai menjadi kendala, bagi orang tua, peserta didik, dan juga pendidik  yaitu :

1. Tidak Memiliki Hand Phone (HP)

Zaman sekarang memiliki HP/gadget hukumnya sudah "wajib". Karena hampir semua interaksi kehidupan masyarakat, tidak lepas dari HP yang sudah bisa terkoneksi dengan jaringan internet. Jika tidak, seolah kita hidup dalam keterasingan.

Namun pada kenyataannya yang terjadi pada masyarakat di daerah, karena keterbatasan ekonomi, mereka kesuliatan membeli HP. Jangankan beli HP, untuk makan sehari-hari saja masih kesusahan. Banyak diantaranya siswa yang berasal dari keluarga seperti ini, mereka tidak memiliki HP. Jika pun ada siswa yang sudah memiliki HP, tetapi masih jadul (jaman dulu) alias tidak bisa support dengan aplikasi yang berbasis jaringan. HP-nya bukan android, hanya bisa SMS atau telephone saja. Jelas keadaan siswa seperti ini, pembelajaran daring pasti terkendala.

2. Banyaknya Gangguan di Rumah

Perbedaan utama dari belajar di sekolah atau kampus dengan belajar di rumah adalah tingkat distraksi yang dialami oleh para pelajar. Ketika pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut sudah diatur sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran agar berjalan lancar.

Hal ini berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. Tidak semua pelajar memiliki kondisi rumah yang sama untuk mendukung proses belajar. Banyak dari pelajar tidak memiliki ruang belajar yang sunyi, senyap, mendapat sinar yang mencukupi dan nyaman. Ditambah lagi seringkali aktivitas di lingkungan rumah menyebabkan distraksi yang cukup banyak bagi pelajar. Distraksi tersebut sangat beragam, mulai dari distraksi suara, distraksi pandangan dan banyak lainnya yang menyebabkan pelajar tidak dapat fokus belajar.

3. Sulit Untuk Interaktif

Meski hal ini tidak selalu terjadi, namun umumnya proses belajar mengajar yang dilakukan secara online menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berlangsung secara interaktif. Banyak siswa yang merasa bingung dengan suatu materi namun kesulitan untuk bertanya kepada guru. Hal ini terkadang juga disebabkan oleh guru yang menyampaikan materi secara satu arah saja dan tidak memberi kesempatan murid untuk bertanya. Apalagi di beberapa kasus, guru seringkali tidak mengadakan video conference dan hanya memberikan materi tertulis dan video penjelasan saja kepada siswa. Hal ini tentu menyulitkan para siswa untuk memahami dan bertanya terkait materi tertentu kepada guru. Alhasil proses belajar mengajar menjadi tidak efektif untuk siswa.

4. Kurangnya Pemahaman Materi Oleh Orang Tua

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pemahaman meteri oleh orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa pandemi ini menjadi kendala dalam pelaksanaan-nya, ditunjukkan dengan hasil wawancara kepada orang tua yang menyatakan bahwa menyampaikan ilmu kepada anak usia dini tidaklah mudah dan membutuhkan latihan khusus. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa selama pembelajaran dirumah atau daring, banyak orang tua yang kurang dalam memahami materi yang diberikan oleh pihak sekolah atau guru, orang tua menganggap tugas yang diberikan terlihat sulit sehingga mereka sulit untuk menyampaikannya kepada anak (Cahyati & Kusumah, 2020).

Kendala kurangnya pemahaman materi oleh orang tua disebut juga kendala pedagogi, bentuk kendalanya meliputi, belum pernah mendapatkan pelatihan, belum berpengalaman, dan belum mendapatkan pendampingan (Muhdi, 2021). Kendala kendala yang telah disebutkan terkait kurangnya pemahaman materi oleh orang tua bisa diatasi atau diminimalisir dengan adanya musyawarah antara orang tua dan guru, supaya guru bisa memberikan alternatif lain kepada orang tua. Masukan- masukan dari guru sangat bermanfaat untuk mengatasi rasa sulit yang dialami oleh orang tua (Irhamna, 2016).

5. Kesulitan Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Anak

Menumbuhkan minat belajar anak menjadi juga menjadi kendala yang dirasakan oleh orang tua selama mendampingi anak belajar dirumah dimasa pandemi Covid-19. Hal ini tentu menjadi hambatan yang berarti, mengingat bahwa membangun motivasi anak adalah cara yang ampuh dalam membentuk hasil akademis anak yang bagus (Master & Walton, 2013). Mengungkapkan minat secara keseluruhan memberikan kekuatan untuk belajar, oleh sebab itu hal pertama yang penting dalam sebuah pembelajaran adalah menumbuhkan minat untuk belajar (Hurlock, 1978). Minat juga bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap seseorang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut disertai dengan perasaan senang (Nofita, 2012). Memperhatikan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan minat anak untuk belajar sangat berperan penting dalam melaksanaan aktivitas belajar atau kegiatan pembelajaran. Namun yang dihadapi orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah di masa pandemi Covid-19 berbeda dari yang diharapkan.

Dalam proses pembelajaran di rumah, pastilah anak mengalami kecemasan, stress, sedih, bosan, jenuh, dan perasaan lainnya sehingga menurunkan minat belajar anak. Bagi anak seperti ini, disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak memiliki selfregulating sehingga mampu mengajarkan dirinya dalam upaya memberikan penguatan secara internal. Bila anak telah memulai membangun penguatan di dalam dirinya sesuai dengan tugas-tugas pembelajaran yang dijalaninya hal ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi diri anak. (Subarto, 2020).

Strategi orang tua mengajarkan dan membangun regulasi diri, kepada anak untuk mengembangkan perilaku yang dilepaskan guna memiliki kemampuan mengatur dan merencanakan proses belajarnya sendiri setiap hari di rumah, antara lain yang dapat dilakukan adalah, mendiskusikan tentang beberapa aturan di dalam rumah, memberikan arah kepada anak tentang perilaku yang sewajarnya, contohnya adalah agar anak mendapatkan panduan untuk mencapai prestasi, menyampaikan cara yang tidak rumit kepada anak untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemampuan menjaga hubungan interpersonal dengan guru dan teman kelasnya selama di rumah, jika anak menunjukkan perilaku yang emosional, tunjukkan cara mengatasinya dan juga jelaskanlah akibat dari perilaku tersebut, jadilah sahabat atapun teman dalam berbagi tugas yang berkaitan dengan regulasi diri (contohnya sebagai teman berpikir dalam menyelesaikan tugas dan menjadi teman untuk bertanya), dan ini harus menjadi proses yang konsisten, mempersiapkan dan menunjukan strategi yang nyata kepada anak dalam usaha mempertahankan kemampuan belajarnya (contohnya mempersiapkan dan menjadwalkan kegiatan belajar anak secara terperinci agar mudah diikuti), mempersiapkan petunjuk bagaimana sebaiknya belajar yang efektif (contohnya memberi anak pertanyaan lalu kemudian meminta anak untuk memberi jawaban secara lengkap dengan cara membaca buku-buku yang ada di rumah), berikanlah kesempatan kepada anak untuk mengerjakan tugas secara mandiri yang rumit dan tentu saja orang tua perlu mempersiapkan petunjuk yang dapat dijadikan acuan untuk anak, terutama yang belum memiliki kemampuan untuk mengatur kegiatan belajar secara mandiri sebelumnya (Subarto, 2020)

6. Kesulitan Dalam Mengoperasikan Gadget

Kesulitan dalam mengoperasikan gadget juga menjadi kendala yang dihadapi orang tua dalam mendampingi anak belajar dirumah dimasa pandemi Covid-19. Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran daring, tidak semua orang tua mampu mengoperasikan gadget karena ada beberapa orang tua yang keadaanya masih belum melek teknologi (Lestari & Gunawan, 2020). Penguasaan teknologi yang rendah oleh orang tua saat pembelajaran daring juga disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Karnawati & Mardiharto (2020). Mereka berpendapat bahwa hal ini merupakan kendala yang paling sering ditemui dalam pembelajaran daring.

Mengingat bahwa didalam pembelajaran daring, tidak semua orang tua mampu megoperasikan gadget, penting untuk diperhatikan bahwa komunikasi antara orang tua dan guru sangat dibutuhkan dalam hal ini (Herliandry et al., 2020) guru bisa meminimalkan tingkat kesulitan penggunaan gadget terhadap orang tua yang memiliki keluhan terhadap pengoperasian gadget. Guru bisa memberikan pekerjaan siswa melalui pesan singkat kepada orang tua dan membantu anak untuk menyelesaikannya.

7. Tidak Memiliki Cukup Waktu Untuk Mendampingi Anak Belajar Dirumah Karena Harus Bekerja

Orang tua tidak memiliki cukup waktu untuk menemani anak belajar dirumah karena harus bekerja menjadi masalah lain dimasa pandemic Covid-19 ini. Peran orang tua sangatlah penting dalam pelaksanaan belajar dirumah di masa pandemi Covid-19, sebab orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anak dalam pendidikan keluarga, maka dari itu, orang tua harus selalu berupaya semaksimal mungkin untuk membimbing anak ketika belajar dirumah (Irhamnna, 2016.). Berdasarkan hasil penelitian, kendala yang dihadapi orang tua dalam membina anak adalah terkadang kurangnya waktu yang dimiliki orang akibat sibuk bekerja di luar.

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk mendampingi anak belajar dirumah, seharusnya tidak bisa menjadi penghalang momentum keluarga dan juga menjadi ekspetasi kita semua sehubung dengan surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19). Dengan adanya sinergisitas dari semua pihak bagaimana upaya menjadikan setiap orang sebagai pendidik dan sekaligus sebagai peserta didik, maka tidak mustahil bahwa momen “belajar dari rumah” ini akan berjalan dengan sukses walaupun terkendala oleh keterbatasan waktu (Subarto, 2020)

8. Orang Tua Tidak Sabar Dalam Mendampingi Anak Belajar Dirumah

Banyak orang tua dalam menemani belajar anak dirumah kurang sabar sehingga muncul kekesalan dan melampiaskannya pada anak. Sejatinya orang tua harus menjadi figur dalam memberi kesabaran pada anak, hal lain menunjukkan bahwa ternyata orang tua juga sudah merasa jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan dirumah serta WFH yang di terapkan hal itu memicu ketidak sabaran orang tua dalam menemani anak belajar dan bermain (Tabiin, 2020). Ketidak sabaran adalah salah satu kesalahan dalam mendidik anak, dan tenyata masih banyak orang tua yang kurang sabar dalam mendidik anak, hal ini tentunya sangat disayangkan karena orang tua mempunyai kewajiban untuk membentuk, mengarahkan, membimbing, dan mendidik anak dengan penuh kesabaran (Iriani, 2014).

Sejatinya orang tua harus mengetahui bahwa kesejahteraan psikologis anak, dalam arti anak tidak menjadi cemas atau stres dalam situasi baru (Tabiin, 2020). Dalam hal ini orang tua harus mengambil sikap memformulasikan penanganan tantrum pada anak yang diakibatkan kejenuhan saat belajar dirumah, yaitu orang tua mengenali pola tantrum anak serta meminimalisir terjadinya tantrum pada anak.

9. Kendala Terkait Jangkauan Layanan Internet Dan Pembayaran Uang sekolah  Tetap

Letak kepulauan Indonesia yang beragam menyebabkan tidak semua wilayah terjangkau oleh layanan internet dan sebaran jaringan internet yang lamban sewaktu-waktu (Ratu et al., 2020). Hal negatif lain mengenai layanan internet yaitu memungkinkan berpengaruh pada kesehatan peserta didik. Kendala lain juga ditemukan yaitu kemampuan orang tua untuk memberikan fasilitas pendidikan online seperti penggunaan jaringan internet yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Jones & Sharma, 2019). 



Dengan keadaan ekonomi yang sedang tidak stabil, para orang tua mengalami kesulitan untuk menambah biaya anaknya membeli kuota. Hanya sebagian sekolah atau kampus yang memberikan subsidi pulsa kepada kelompok peserta didik. Pemerintah telah memberikan bantuan sembako maupun uang untuk korban terdampak virus corona untuk keperluan pokok yang juga bisa digunakan untuk membeli kuota internet, hanya saja belum meratanya bantuan tersebut membuat para orang tua masih merasa resah. Belum lagi pembayaran uang sekolah atau kuliah yang terus berlanjut. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan pembayaran uang kuliah tetap dengan nominal aslinya sedangkan peserta didik tidak memakai fasilitas sekolah maupun kampus. Akhirnya ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho mengatakan, mahasiswa dapat mengajukan permohonan perubahan besaran uang kuliah tunggal (UKT) dengan menyertakan data pokok tentang perubahan kemampuan ekonomi mahasiswa. Selanjutnya kebijakan untuk memberikan keringanan UKT akan dipertimbangkan dan diputuskan oleh pimpinan PTN berupa beberapa opsi, yaitu pembebasan sementara, pengurangan, pergeseran klaster, pembayaran mengansur, dan penundaan pembayaran UKT. Ketentuan mengenai keringanan UKT tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2017 tentang tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

 Berbeda dengan kondisi di negara Cina yang telah sanggup menyediakan infrastruktur pendukung pembelajaran daring di sekolah dan universitas dengan lebih baik. Sejak beberapa dekade terakhir Pemerintah Cina telah membangun sejumlah proyek nasional untuk menyiapkan infrastruktur pembelajaran daring di sekolah bahkan membuat proyek sekolah online (Wang & Chen, 2009).

Selain kendala yang dialami peserta didik maupun orang tua, pendidik juga tidak lepas dari adaptasi proses pembelajaran di masa pandemi ini. Pendidik dituntut memberikan pengajaran yang efektif dan sesuai bagi peserta didik agar pembelajaran secara daring bisa berjalan dengan baik. Kreativitas guru atau dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang menentukan kesukseksan dalam pembelajaran daring. Proses belajar mengajar ditekankan oleh para wakil rakyat memalui ketetapan MPR-RI No.11/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yaitu “Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu dan efisiensi kerja. Selain itu, motivasi dari siswa dalam pembelajaran yang dilakukan secara daring menjadi hal yang utama, karena mereka lebih dituntut untuk bisa mandiri. Menurut Noor, siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Muhibbin Syah mengatakan secara umum motivasi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar seperti perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Yang tergolong ke dalam motivasi eksternal ini adalah pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua/guru, dan lain-lain. Bagi mereka yang kurang motivasinya dalam belajar, lingkungan sekitar dapat memberikan pengaruh dalam pembelajaran secara daring. Setidaknya peran orang tua sangat diharapkan untuk selalu mengawasinya. Peran aktif orang tua dalam membimbing dan mengawasi anaknya di rumah perlu ditingkatkan sehingga permasahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran secara daring dapat diminimalisir.

   Dari pembahasan diatas banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dihadapi, hal ini merupakan tantangan bagi kita semua. Jadi, dengan adanya permasalahan-permasalahan yang disebutkan diatas  kita bisa menjadikan hal tersebut sebagai bahan untuk di evaluasi supaya anak-anak dapat memperoleh pembelajaran yang lebih baik. Kuncinya adalah untuk melakukan pembelajaran online sesuai dengan kondisi setempat, apalagi di negara Indonesia masih banyak daerah- daerah dengan minimnya jangkauan internet dan fasilitas yang belum memadai untuk belajar selama daring.

 

REFERENSI

https://repository.arraniry.ac.id/id/eprint/14083/1/Jurnal_Nindia%20Taradisa%2C%20160209063%2C%20FTK%2C%20PGMI%2C%20082283525253.pdf. Rabu, 26 Mei 2021. Pukul 10:47 WIB

https://www.google.com/search?q=kendala+era+pendidikan+era+covid+bagi+orang+tua&oq=kenda&aqs=chrome.0.69i59l3j69i57j0j69i61l3.2544j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. Rabu, 26 Mei 2021. Pukul 11:17 WIB

https://kumparan.com/bella150399/kendala-pendidikan-di-masa-pandemi-1tfDYZYfPEy/full. Rabu, 26 Mei 2021. Pukul 11:37 WIB

https://www.kompasiana.com/erifauzi/5ed3d896097f3622406be497/5-kendala-siwa-menghadapi-pembelajaran-daring?page=all. Rabu, 26 Mei 2021. Pukul 22:47 WIB

https://indihome.co.id/blog/10-tantangan-belajar-daring-untuk-anak-sekolah-dan-kuliah. Rabu, 26 Mei 2021. Pukul 22:53 WIB

TERIMAKASIH

Jangan Lupa Subcribe 

https://www.youtube.com/channel/UCyVMU2grsQgJgjtw_6efDhQ


BACA JUGA:

Komentar

  1. Disamping ada kelebihannya pembelajaran yang dilakukan secara daring mempunyai banyak kekurangan, Bagaimana cara mengatasi semua masalah/kekurangan dalam pembelajaran daring tersebut....?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Merancang rencana pembelajaran yang simpel tetapi berbobot atau berkualitas yang tidak membebankan guru maupun peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan termotivasi untuk belajar serta tidak merasa bahwa pembelajaran itu cenderung ke tugas yang banyak saja. kemudian jika ada siswa yang belum memiliki fasilitas internet maka siswa bisa belajar secara berkelompok dengan siswa yang ada fasilitas tersebut.

      Hapus
  2. Bagaimana cara kita mengajak anak agar tidak bosan ketika sedang belajar secara daring?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mempersiapkan jadwal kegiatan anak secara terperinci, yaitu dengan cara menjadwalkan waktu bermain, waktu istirahat, dan waktu belajar anak. kemudian, ciptakan suasana yang nyaman serta buat aktivitas menjadi proses belajar yang menyenangkan, menyampaikan cara yang tidak rumit kepada anak untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran selama dirumah. Jadilah sahabat atau teman berfikir dalam menyelesaikan tugas dan menjadi teman untuk bertanya, hal ini harus dilakukan secara konsisten.

      Hapus
  3. Adakah hubungan antara Pandemi, Pendidikan, Bisnis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada, salah satu contohnya yaitu : sekelompok mahasiswa yang memiliki kreativitas yang tinggi membantu mengatasi kekurangan masker dengan cara membuat masker yang bisa dicuci ulang. Kemudian masker ini diproduksi dan dijual dengan harga terjangkau.

      Hapus
  4. Dari artikel diatas ditemukan banyak sekali kendala yg terjadi yg dihadapi oleh peserta didik selama daring. Dari kendala2 yg ada menurut pendapat penulis, adakah peran dari guru ataupun sekolah yg membantu kesulitan peserta didik dalam belajar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada, yaitu : memberikan materi yang menarik, meminjamkan buku kepada peserta didik untuk menjadi bahan pelajaran, mengulangi materi jika ada materi yang tidak muda dipahami oleh peserta didik, memberikan tugas kelompok bagi peserta didik yang tidak mempunyai fasilitas belajar daring, dan memberikan motivasi semangat dalam belajar kepada peserta didik.

      Hapus
  5. Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Jadikan diri anda sebagai panutan.
      2. Ciptakan suasana yang nyaman bagi anak untuk belajar.
      3. Buatlah setiap aktivitas belajar anak menjadi proses belajar yang menyenangkan.
      4. Berikan anak kepercayaan untuk bertanggung jawab.
      5. Aktif bermain dengan anak dan selalu beri motivasi dan apresiasi kepada anak.

      Hapus
  6. Bagaimana dukungan orang tua dalam pembelajaran daring masa pendemi Covid-19??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dukungan orang tua dalam pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 yaitu dengan cara orang tua berperan sebagai guru dirumah yang ikut menyampaikan materi kepada anak. Apabila mengalami kendala terkait pembelajaran, misalnya tidak memiliki waktu untuk mengajari anak maka orang tua bisa menghubungi guru atau dinas pendidikan setempat untuk menemukan solusi yang tepat. Kemudian juga bisa memberikan anak fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran daring serta memberikan motivasi belajar.

      Hapus
  7. Sering kali kita merasa bosan untuk belajar daring,dimna kondisi yang tidak memungkinkan dan mungkin kendala ekonomi maupun sinyal. Bagaimana cara kita agar tidak bosan dan malas² an untuk mengerjakan tugas dan belajar secara daring tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Temukan tempat yang nyaman dan produktif untuk belajar.
      2. Memulai dari materi yang kamu sukai.
      3. Sediakan waktu yang khusus agar tidak malas belajar.
      4. Pahami gaya belajar kamu.
      5. Cari teman belajar
      6. Jangan lupa melakukan istirahat saat belajar agar tidak merasa lelah.

      Hapus
  8. Bagaimana cara mengatasi Bagi yg tidak mampu beli alat teknologi Seperti hp,kan kita harus punya tuk belajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan cara belajar secara berkelompok dengan peserta didik yang memiliki fasilitas tersebut. Dan bisa juga dengan cara memonton program belajar yang disiarkan melalui televisi.

      Hapus
  9. Tidak semua daerahmemilki akses internet yang memadai, jadi bagaimana cara mengoptimalkan proses belajar mengajar di daerah yang memiliki akses internet yang buruk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaitu dengan cara : Membentuk beberapa kelompok siswa dibeberapa titik lokasi dengan jadwal pembelajaran dua kali dalam seminggu, kemudian para guru mendatangi setiap kelompok untuk memberikan penjelasan materi dan juga tugas. dengan catatan tugas tersebut tidak terlalu banya sehingga tidak menimbulan terjadinya banyak keluhan dari orang tuanya.

      Hapus
  10. Bagaimana Membuat Tumbuh Minat Belajar Daring Disamping Maraknya Dunia Game online Yang Lebih Menarik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat setiap aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan berikan motivasi belajar untuknya serta berikan apresiasi terhadap pencapaiannya dalam belajar.

      Hapus
  11. Bagaimana cara memaksimalkan proses belajar mengajar yang dilakukan secara during, agar tidak membosankan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Merancang pembelajaran yang menyenangkan
      2. Ciptakan suasana yang nyaman
      3. Menggunakan metode yang bervariasi sehingga tidak membosankan

      Hapus
  12. Bagaimana solusinya belajar tatap muka seperti biasah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan cara selalu menerapkan protokol Kesehatan.

      Hapus
  13. Apakah pendapat penulis tentang masalah kendala uang pembayaran sekolah tetap padahalkan peserta didik tidak menggunakan fasilitas nya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut pendapatku tentang masalah tersebut pihak sekolah memiliki alasannya masing-masing. Untuk mengatasi masalah tersebut hendaknya orang tua mengadakan pembicaraan kepada pihak sekolah untuk menemukan jalan terbaik tentang bagaimana pembiayaannya.

      Hapus
  14. Bagaimana pendapat anda mengenai fenomena pendidikan era covid-19 selama 1 tahun ke belakang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut pendapatku mengenai hal tersebut masih banyak memiliki kendala, salah satunya pembelajaran yang belum maksimal dikarenakan jangkauan internet di setiap daerah berbeda - beda dan fasilitas yang belum memadai. Dengan fenomena tersebut hendaklah kita jadikan bahan evaluasi untuk kedepannya agar anak-anak memperoleh pembelajaran yang lebih baik.

      Hapus
  15. Bagaimana cara menyikapi anak yg pura2 tidak tw jika guru memberikan tugas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaitu dengan cara :
      1. Beri peraturan tegas untuk anak agar tidak menunda pekerjaan.
      2. Bimbing anak dalam tugas dan menjadi teman belajarnya
      3. Ajarkan anak dalam memilih prioritas dan kenalkan anak pada rasa tanggung jawab.

      Hapus
  16. Jika.anak"tidak mempunyai hp yg demikian tersebut karena paktor (kritisnya ekonomi)adakah solusinya.supaya anak" tersebut masih dapat bisa belajar..sekian🙏😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada yaitu dengan cara belajar secara berkelompok dengan anak yang memiliki fasilitas tersebut. Dan bisa juga dengan cara memonton program belajar yang disiarkan melalui televisi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN ILMU HADIST

PENGERTIAN DAN FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN

DAMPAK PENGGUNAAN INTERNET DIKALANGAN PELAJAR SMAN 1 PEMULUTAN SELATAN